Wednesday, November 14, 2012

8 Rahasia Menjual Barang Agar Selalu Jadi Rebutan

Pada saat kakak saya mengikuti acara seminar di kantornya  mengenai Seminar Motivasi Andrie Wongso yang berjudul Success is My Right! . saya di berikan majalah motivasi LUAR BIASA dan di majalah tersebut ada beberapa artikel yang membuat saya tertarik untuk menulis ulang di blog saya ini. Sooo, Enjoy readers y J
Pada saat kita ingin menjual barang bisa dilakukan dengan mudah asalkan tahu rahasianya. Inilah beberapa rahasia yang dimiliki oleh beberapa produk lokal di dunia…..

  1. Apakah produk tersebut mampu memecahkan berbagai persoalan konsumen secara massal ???
Konteks dari rahasia ini adalah bagaimana produk yang kita miliki harus mampu dinikmati oleh seorang umum dengan cara yang mudah dan sederhana. Namun mampu menjadi solusi atas persoalan yang dihadapi. Misalnya, lele adalah makanan sederhana. Tapi,hampir di seluruh pelosok Indonesia pasti ada penjual masakan lele. Di sini. Persoalan missal terpenuhi, bahwa produk ini bias diterima oleh masyarakat umum. Inilah salah satu alasan mengapa Lele Lela menjadi produk lele modern yang bias diterima oleh kalangan luas. 

  1. Apakah produk tersebut punya nilai tambah atau keunikan tersendiri ???
Rahasia kedua adalah bagaimana menjadikan produk kita punya nilai tambah yang tidak/atau minimal belum dimiliki oleh produk lain yang sejenis. iPad dalam peluncuran perdananya dulu langsung diserbu penggemar bukan sekedar karena nama Apple, tapi lebih karena keunikan dan nilai tambah yang dimunculkan dari produk tersebut. Bayangkan, anak kecil pun bisa menggunakannya dengan mudah. Tak heran, jika kemudian produk sejenis segera menyerbu ke pasaran dengan berbagai bentuk dan harga. Pertumbuhan produk tablet pun meningkat pesat. Namun, di tengah persaingan yang sangat ketat, iPad selalu jadi buruan nomor satu karena terus memberikan aneka nilai tambah yang sangat multimanfaat.

  1. Apakah produk tersebut memiliki tampilan yang “menggoda” ???
Rahasi ketiga agar barang jadi rebutan adalah dengan memperbaiki kemasan dan tampilan. Bukan rahasia lagi jika banyak orang yang memilih produk karena melihat kemasannya yang menarik. Lele Lela menyebut salah satu kelebihannya adalah menjadikan lele dengan aneka macam sajian dan bentuk, sehingga bentuk asli lele yang konon masih dianggap kurang segar dipandang oleh sebagian orang menjadi lebih modern. 

  1. Dapatkah produk dijelaskan dengan pengertian yang sederhana ???
saat ini adalah zaman simplicity alias semua serba sederhana,mudah, praktis, efektif, dan efisien. Kesederhanaan penggunaan iPad menjadi contoh mengapa produk tersebut sangat laris. Coba lihat juga mengapa Facebook dan Twitter sangat laris diunduh dan digunakan berbagai kalangan. Secara sederhana, orang sangat suka bersosialisasi. Dan, kedua produk tersebut adalah media social paling gampang dicari, dipakai, dan dimaksimalkan potensinya. Tak heran jika kini penggunannya terus bertambah seiring dengan pengiklanan yang juga terus memberikan keuntungan sangat besar pada kedua media social tersebut.

  1. Bagaimana jika produk tersebut dibandingkan ???
Rahasia berikutnya adalah produk harus punya nilai lebih yang bisa jadi pembanding dengan produk lain sejenis. Jangan segan memberikan produk contoh untuk sekedar “icip-icip”. Ini adalah eranya freemium di mana ada banyak kenyamanan yang diberikan secara gratis. Dari mana untungnya ? Google mail gratis hingga 7 Giga. Setelah itu, saat orang sudah nyaman dan malas membuang email lama, setelah lebih dari 7 Giga, Google menawarkan paket email murah, US$5 per tahun untuk tambahan 20 Giga. Hasilnya, orang malas ganti ke produk lain. Sepertinya kecil, tapi kalian berapa ratus juta pengguna, nilainya setahun sudah pasti sangat besar.

  1. Apakah produk tersebut memiliki testimoni yang positif ???
Rahasia yang juga harus dimiliki adalah produk harus memiliki testimoni yang meyakinkan, misalnya dari lembaga pemeringkat atau media tertentu. Kripik Maicih yang dipromosikan melalui jejaring social Twitter atau Hollycow Steak yang juga memaksimalkan Twitter sebagai media promosi mendapat banyak testimoni positif terhadap produk mereka. Hasilnya? Omzetnya terus meningkat dan keuntungan pun datang dengan sendirinya.

  1. Apakah produk tersebut menawarkan “hasil” yang besar ???
Sebuah produk harus sensasional. Namun , jangan sampai sensasi itu hanya sekedar hasil promosi. Landasi semua dengan kesesuaian keseimbangan antara kebutuhan dan kenyataan. Misalnya, kripik adalah hal yang biasa dijumpai dari dulu. Tapi, penjualannya begitu – begitu saja. Kemudian, Kripik Maicih mencoba hadir dengan sensasi rasa pedas dengan berbagai level. Inovasi ini bagi sebagian orang membuat penasaran untuk mencoba. Dan, ternyata memang ada level yang super pedas sehingga ini menjadi pembicaraan di mana-mana. Ujungnya, Kripik Maicih terus laris hinga kini.  

  1. Apakah produk kita punya banyak fungsi yang menjawab berbagai kebutuhan ???
Minimal, sebuah produk yang kita keluarkan harus mampu memenuhi satu kebutuhan. Tetapi, jika bisa memberi lebih, tentu akan lebih baik lagi. Masih ingat kehebohan antrean Blackberry (BB) di sebuah mal beberapa waktu silam ? konon, hanya di Indonesia lah kehebohan semacam itu terjadi untuk produk BB. Padahal, kebanyakan orang di Indonesia hanya memanfaatkn BB untuk chatting melalui Blackberry Messanger (BBM). Tapi ternyata, BB juga jadi kebutuhan tren atau lifestyle sehingga produk ini di Indonesia sangat laris.
Nah, teman-teman sekian penjelasan di blog saya ini, semoga bermanfaat buat kalian yah.. tetap SEMANGAT untuk menciptkan produk-produk unggul Indonesia…



Sumber : majalah luar biasa 2012

No comments:

Post a Comment